Klinik Bedah Plastik Dr. Indrajana

Silikonoma adalah masalah pada anggota tubuh akibat munculnya reaksi tubuh adanya silikon. Biasanya silikon cair yang diinjeksikan ke dalam area tubuh tertentu dapat mengakibatkan kondisi ini.

how to increase your lung capacity for hiking – bearfoot theory magnum pharmaceuticals ultrasonic keto reviews 2021: advanced weight loss pills price & scam complaints | the american reporter

Perlu dipastikan dulu, apakah cairan yang diinjeksikan benar silikon atau cairan lainnya, misalnya minyak.

Injeksi silikon cair pernah menjadi berita akibat adanya reaksi yang muncul pada area yang menerima injeksi silikon. Bahkan ada yang menyebabkan kematian.

Sementara banyak juga yang beranggapan injeksi silikon memiliki risiko-risiko tertentu dalam ranah perbaikan wajah secara kosmetik. Berarti, bila Anda ingin melakukan perubahan bagian tubuh tertentu, konsultasi dengan dokter spesialis bedah plastik yang berpengalaman masih menjadi langkah yang paling tepat.

Kenali Bentuk Silikon

Bentuk silikon ini biasanya ada dua, cair dan padat. Silikon yang digunakan dengan cara injeksi, biasanya dalam bentuk cair.

Anda bisa tahu apakah silikonoma atau bukan dari bentuknya. Bentuknya berupa nodul atau seperti benjolan yang mengakibatkan perubahan bentuk pada organ yang menerima injeksi silikon.

Bentuk menjadi tidak teratur, terasa keras, panas, gatal dan lainnya menjadi gejala yang muncul bila silikonoma terjadi. Contohnya pada penis. Injeksi silikon pada penis yang mungkin anda berharap dapat menambah ukuran penis, malah dapat mengakibatkan rusaknya jaringan yang menetap atau permanen.

Kasus seperti ini perlu mendapatkan penanganan. Dokter perlu menghilangkannya dengan tindakan operasi bedah plastik mengingat sudah terjadi kerusakan jaringan yang bisa dokter anggap cukup luas setelah dokter mengevaluasinya.

Kondisi silikonoma tidak hanya terjadi pada penis. Kadangkala yang ingin mengubah penampilan atau menjadi lebih cantik, silikon bisa mengubah bentuk payudara, dagu, pipi atau hidung.

Bila injeksi silikon cair dilakukan sembarangan atau oleh non-medis, bisa menyebabkan penyakit silikonoma. Setelahnya dapat menimbulkan reaksi jaringan akibat adanya ‘benda’ asing yang masuk. Reaksi jaringan tubuh akan menyebabkan gumpalan yang mengeras dan berbentuk tidak beraturan.

Silikon cair ini bisa dengan mudah menyebab ke jaringan atau area tubuh yang dekat dengan titik injeksi.

Reaksi pasca injeksi silikon berbeda setiap orang, dan ada beberapa faktor yang memengaruhinya. Faktor tersebut antara lain jenis dan jumlah cairan yang diinjeksikan, steril tidaknya alat, dan cara injeksi. Apalagi bila yang melakukannya bukan tenaga medis atau dokter.

Reaksi juga bisa muncul tak berapa lama injeksi namun ada yang muncul setelah berbulan-bulan, dan ada yang lebih lambat.

Bila sudah terjadi penyakit silikonoma, sebenarnya agar sulit untuk dibersihkan karena sifatnya yang cair, silikon ini bisa menyebar ke sekitar. Bahkan kadang silikon ini bisa pecah yang menyebar ke tempat yang agak lebih jauh.

Perlu Penanganan

Karena memiliki risiko tinggi mengakibatkan kerusakan jaringan yang luas maka kondisi silikonoma memerlukan penanganan.

Salah satunya adalah dengan tindakan rekonstruksi. Tindakan ini dapat mengembalikan fungsi dan kosmetika. Solusi lainnya mungkin dokter perlu melakukan pencangkokan kulit untuk menutup bekas luka tersebut.

Prosedur rekonstruksi ini cukup rumit dan yang perlu melakukannya adalah dokter spesialis bedah plastik.

Jenis Silikonoma

Silikonoma bisa muncul bergantung area bentuk tubuh yang ingin Anda perbaikin dengan injeksi silikon cair. Bisa hidung, pipi, bibir, dagu, payudara dan penis.

Biasanya memunculkan gejala kemerahan, bentuk menjadi asimetris, membengkak, nyeri, terasa gatal, bentuknya berubah, dan perubahan warna kulit. Ini menjadi gejala-gejala yang biasanya muncul akibat adanya silikonoma.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *